RELAWAN TIM KUBUR CEPAT, BERGERAK TANPA PAMRIH
Relawan selalu muncul ditengah wabah atau bencana. Mereka hadir tanpa mengharapkan apa-apa, yang mereka pikirkan hanyalah menolong sesama. Menurut definisinya, relawan adalah seorang atau sekelompok orang yang memiliki kemampuan dan kepedulian untuk bekerja secara sukarela dan ikhlas dalam upaya penanggulangan bencana.
Pun demikian saat Indonesia berhadapan dengan pandemi wabah penyakit yang diakibatkan oleh virus Covid 19. Virus Covid 19 ini telah merenggut banyak korban, tidak hanya masyarakat umum tetapi juga para tenaga kesehatan yang berjuang menyelamatkan pasien penderita virus Covid 19.
Pasien yang meninggal karena virus Covid 19 ini tidak bisa dikuburkan dengan cara seperti pada umumnya. Hal ini karena untuk mengurangi resiko penyebaran virus Covid 19 sehingga pemulasaran atau pengurusan jenazah dilakukan oleh orang atau kelompok orang tertentu dengan alat-alat yang ditentukan pula standar kesehatannya.
Sejak adanya fluktuasi angaka kematian pasien akibat Covid 19, maka Pemerintah Kota Yogyakarta membentuk Tim Kubur Cepat (TKC) yang berada di setiap kemantren. Tim ini bergerak berdasarkan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta.
Fluktuasi angka kematian yang terjadi akibat masyarakat lalai dalam menjalankan protokol kesehatan dan abai mengikuti anjuran pemerintah. Akibatnya terjadi lonjakan jumlah pasien di rumah sakit. Kondisi ini semakin memburuk saat jumlah tenaga kesehatan yang terpapar virus Covid 19 semakin banyak.
Keberadaan relawan Tim Kubur Cepat di wilayah diharapkan mampu untuk mengatasi persoalan lamanya penanganan pemulasaran jenasah akibat terpapar virus Covid 19.
Di Kematren Tegalrejo sendiri sejak tanggal 5 Juli telah terbentuk Tim Pemuliaan Jenasah yang berjumlah sekitar 70 orang. Mereka berasal dari lembaga sosial yang ada di wilayah Kemantren dan kelurahan se-Tegalrejo.
Dalam setiap pelaksanaan pemulasaraan jenasah, tim ini terdiri dari 7 orang yang memiliki peran dan tugas masing-masing. Tidak lupa pula, setiap bertugas mereka selalu mengunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
Banyak cerita yang dapat diungkap dari mereka yang berani dan ikhlas menjadi bagian dari tim pemuliaan jenasah.
Salah satunya cerita bagaimana mereka harus bertahan di tengah pengapnya APD yang mereka kenakan saat kondisi cuaca panas. Belum lagi mendadak mendapatkan tugas pemulasaraan jenazah di malam bahkan hingga dini hari.
Semua itu tak dirasakan sebagai sebuah beban, namun sebagai panggilan hati untuk menolong sesama di tengah situasi yang serba sulit seperti ini.
Motto mereka hanya satu, menolong tanpa pamrih (SAP)
#IndonesiaBangkit
#IndonesiaBisa
#JogjaBakohCovid19