Tradisi Nyadran yang mulai punah
Nyadran adalah serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah. Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, sraddha yang artinya keyakinan. Nyadran adalah tradisi pembersihan makam oleh masyarakat Jawa, umumnya di pedesaan. Dalam bahasa Jawa, Nyadran berasal dari kata sadran yang artiya ruwah syakban. Nyadran adalah suatu rangkaian budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur.
Dan saat ini di kota kota besar tradisi Nyadran sudah mulai hilang, karena kesibukan.
Minggu 12 Maret 2023 kemaren, Warga Karangwaru dan khusus nya yang mempunyai ahli waris di Makam Banjarwaru melaksanakan kegiatan bersih makam. Tradisi ini memang dilakukan setiap menjelang bulan suci Ramadhan. Namun tidak seperti Tradisi Nyadran yang ada di Pedesaan, kali ini kegiatan hanya untuk membersihkan makam dan saling sapa srawung antar warga. Kegiatan ini juga bisa untuk mengetahui ahli waris yang masih sempat merawat makam yang ada di sana dan mengetahui letak posisi makam keluarga yang mungkin sudah lama tidak di kunjungi dengan bertanya ke Juru Kunci Makam Banjarwaru.
Setelah membersihkan area makam, di lanjutkan dengan makan bersama di depan Makam Banjarwaru. Hal ini juga bisa menjadi reuni antar warga yang mungkin lama tidak bertemu karena kesibukan masing- masing dan bisa saling mengenang masa lalu. Tradisi ini adalah salah satu cara kita mengingat bahwa kita suatu saat nanti akan mati dan bisa lebih mempersiapkan diri lagi untuk kehidupan sekarang ini.